Minggu, 01 Maret 2009

pergerakan mahasiswa


Beberapa hal yang mencirikan kaum muda sebagai sebuah pergerakan adalah kaum muda yang berungsi sebagai agent of change, agent of control. Fungsi yang pertama menjadkan kaum muda sebagai tulang punggung terhadap kesejahteraan rakyat atau masyarakat atsas kebijakan pemerintah yang memberatkan masyarakat, maka disinilah kaum muda mengambil perannya sebagai fasilitator antara sisi positif dan negatif dari sebuah kebijkan dengan berpatokan pada kesejahteraan univesal
Peran kedua yang diambil oleh kaum muda adalah sebagai agent of control. Bukan suatu keraguan bahwa bangsa ini merupakan bangsa yang terdiri dari multi cultur, bahkan dengan sistem demokrasi yang dianut sekarang ini sangat menyuburkan beberapa orang untuk membawa kepentingan individu dengan adanya parpol, tentunya ini adalah kendaraan yang tepat untuk memiliki sebuah kekuasaan penuh. Sehingga kepentingan yang berbau cauvisme maupun individu tidak jarang dibawa dalam pemilihian maupun pengambilan kebijakan, untuk mengatur jalannya roda pemerintahan yang keluar dari rel-rel demokrasi maka kaum muda yang menggerakkan dengan cara meakuka pengontrolan.
Namun keberadaaan kaum muda saat ini dengan kedua nilainya itu cenderung mengalami degradasi, kecenderungan masyarakat yang sudah mengikuti jejak-jejak kaum pemodal dengan faham kapitalismenya telah menyeret kaum muda menjadi masyarakat konsumerisme dan menerima apa adanya mengikuti arah kapitalismenya sehingga secara sadar atau tidak nilai-nilai itu tergeser dengan sendirinya, tentunya seiring dengan perkembangan faham tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan sebuah penyadaran yang bersifat fundamental, artinya tidak hanya penyadaran melalui logika atau tulisan semata tetapi harus ada aktualisasinya
Gerakan kaum muda juga seharusnya tidak boleh sekedar responsible terhadap kebijakan saja sebagaimana yang diatas, namun nilai lebih dari sebuah gerakan kaum muda adalah mampu mengemban misi pendidikan dengan segala aktivitasnya, artinya kaum muda harus dekat dengan proses kulturisasi masyarakat (civic education) yang berkesadaran sosial, politik, hukum dan sebagainya, sehingga bisa mendapatkan sebuah solusi tepat yang tidak bertentangan dengan asas demokrasi.
Sesuai dengan misi pendidikan gerakan mahasiswa sebagai refleksi dari keberadaan kaum muda secara universal maka mahasiswa (kaum muda) perlu melakukan berbagai penyadaran masyarakat akan hak dan kewajibannya. Karena pada dasarnya masyarakat tidak hanya cukup dengan di advokasi tetapi kaum muda juga harus melakukan pendampingan hingga masyarakat mempunyai kemandirian tersendiri, inilah sebuah gerakan atau peran yang disebut dengan gerakan kultural dan struktural. Kultural karena memang langsung bersentuhan dengan proses pembudayaan masyarakat ang tersadakan. Gerakan struktural karena bertujuan untuk mencapai masyarakat yang berkesadara, demokratis dan kemanusiaan (civil society)
IMM Dengan Politik Nilainya
Posisi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai salah satu Organisasi pergerakan kaum muda dengan asasnya sebagai gerakan politik nilai maka dalam gerakannya-pun berada pada poros tengah, tidak bercampur dengan kepentingan elite politik maupun parpol, sehingga dengan keberadaannnya dalam poros tengah dengan mengusung niali maka yang menjadi sasarannya adalah pembelaan rakyat, mengawal reformasi dan demokratisasi indonesia demi kemajuan bangsa.
Sebagai sebuah organisasi pergerakan kaum muda IMM selalu mengedepankan visi-misi dalam membentuk insan intrlrktual yang peduli terhadap problem masyarakat yang trurt serta dalam proses realisasi keadailan-kesejahteraan. Untuk sampai kepada visi-misi itu IMM sebagai gerakan kaum muda membaginya menjadi 3 hal yang digunakan sebagai landasan perjuangan dan kesemuanya berjalan secara simultan, yang tercermin dalam tri kompetensi dasar, meliupti intelektualitas, humanitas dan religiusitas
Inteletualitas sebagai cerminan dunia akademis tentunya sarat dengan berbagai kelebihan baik dari segi nalar kritis dan lain-lain yang kemudian menjadi modal dalam mengontrol kebijakan, tentunya ini membawa nilai lebih untuk membantu masyarakat atau pemerintah dalam melaksanakan proses pembangunan bangsa.
Humanitas, sebagai kaum muda tidak selamanya harus berada pada titik idealitas tetapi juga harus berada pada wilayah kesadaran bahwa kaum muda juga meruoakan bagian dari masyarakat ssosial yang demikian heterogen maka untuk membangun bangsa dalam beberapa hal. Pendidikan misalnya, tentunya harus mengetahui dulu kondisi sosial masyarakat yang ditempatinya. Dengan analisis secara riil sebagai bentuk interaksi dengan masyarakat secara langsung maka dengan sendirinya peran kaum muda akan nampak dengan adanya social movement
Religiusitas, setiap person memiliki sisi untuk bertuhan, taat dan mengabdi terhadap sang kholiq, terlepas itu keyakinan terhadap monoteisme atau politheisme. Oleh sebab itu dengan adanya sisi ketuhanan itu membawa manusia menuju kepada kebenaran, jika nilai ketuhanan dapat ter-implementasikan dalam kehidupan tentunya setiap pengambilan keputusan akan di atur oleh norma dan nilai keadilan secara universal bukan keadlia individu atau golongan
Purifikasi Pergerakan
Proses pemurnian kembali terhadap esensi pergerakan kaum muda dalam membangun bangsa merupakahal yang wajib dilakukan jika melihat kondisi masyarakat, kaum muda beserta arah pergerakan kaum muda yang tidak lagi konstituen terhadap apa yang dicita-citakan dari makna sebuah pergerakan, dimana pererakan saat ini hanya ber-orientasi pada wilayah politik dan kebijakan, padahal secara idealnya sebagaimana dijelaskan diatas bahwa pergerakan itu juga ahsrus memberikan solusi atas problematika kenegaraan atau ssosial tidak hanya berupa kritikan
Kaum muda saat ini mengalami bisa dikatan mengalami kemandekan karena memang beberapa organisasi pergerakan tidak mempunyai hal penting yang akan diperjuangkan dalam rangka mencapai target sebagai pejuang kaum tertindas, hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika paradigma yang telag kita bangun tentang pergerakan yang terjadi pada tahun 1998 saat penurunan rezim soeharto bukan sebagai kesuksesan terbesar kaum muda dalam pergerakan, tapi karena pikiran kaum muda saat ini telah terkonstruk dengan keberhasilan reformasi saat penggulingan soehato maka sebagai dampaknya secara tidak langsung kaum muda yang tergabung dalam organisasi pergerakan bingung saat menentukan arah pergerakan, karena mereka fikir bahwa tidak ada yang perlu diperjuangkan karena memang era penindasan telah berakhir
Apabila sedikit memakanai kembali asas pergerakan tentu tidak akan ada henti-hentinya dalam melakukan advokasi, controling dsb kepada masyarakat maupun pemerintah, karena memang pada dasarnya asas perjuangan tidak hanya terbatas pada ruang politik dan kebijakan semata tetapi pendampingan dan membantu pemerintah secara langsung lewat berbagai macam kegiatan yang menggugah nalar kritis dan bersifat keintelektualan sehingga bukan lagi kaum muda yang bergelar sebagai bagian dari masyarakat akademis tetapi akan tercipta masyarakat yang benar-benar akademis dan pemerintah yang bermoral karena ada controling dari masyarakat yang akademis. Dengan demikian peranan kaum muda dalam membangun bangsa bukan sekedar isapan jempol.

pergerakan mahasiswa


Beberapa hal yang mencirikan kaum muda sebagai sebuah pergerakan adalah kaum muda yang berungsi sebagai agent of change, agent of control. Fungsi yang pertama menjadkan kaum muda sebagai tulang punggung terhadap kesejahteraan rakyat atau masyarakat atsas kebijakan pemerintah yang memberatkan masyarakat, maka disinilah kaum muda mengambil perannya sebagai fasilitator antara sisi positif dan negatif dari sebuah kebijkan dengan berpatokan pada kesejahteraan univesal
Peran kedua yang diambil oleh kaum muda adalah sebagai agent of control. Bukan suatu keraguan bahwa bangsa ini merupakan bangsa yang terdiri dari multi cultur, bahkan dengan sistem demokrasi yang dianut sekarang ini sangat menyuburkan beberapa orang untuk membawa kepentingan individu dengan adanya parpol, tentunya ini adalah kendaraan yang tepat untuk memiliki sebuah kekuasaan penuh. Sehingga kepentingan yang berbau cauvisme maupun individu tidak jarang dibawa dalam pemilihian maupun pengambilan kebijakan, untuk mengatur jalannya roda pemerintahan yang keluar dari rel-rel demokrasi maka kaum muda yang menggerakkan dengan cara meakuka pengontrolan.
Namun keberadaaan kaum muda saat ini dengan kedua nilainya itu cenderung mengalami degradasi, kecenderungan masyarakat yang sudah mengikuti jejak-jejak kaum pemodal dengan faham kapitalismenya telah menyeret kaum muda menjadi masyarakat konsumerisme dan menerima apa adanya mengikuti arah kapitalismenya sehingga secara sadar atau tidak nilai-nilai itu tergeser dengan sendirinya, tentunya seiring dengan perkembangan faham tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan sebuah penyadaran yang bersifat fundamental, artinya tidak hanya penyadaran melalui logika atau tulisan semata tetapi harus ada aktualisasinya
Gerakan kaum muda juga seharusnya tidak boleh sekedar responsible terhadap kebijakan saja sebagaimana yang diatas, namun nilai lebih dari sebuah gerakan kaum muda adalah mampu mengemban misi pendidikan dengan segala aktivitasnya, artinya kaum muda harus dekat dengan proses kulturisasi masyarakat (civic education) yang berkesadaran sosial, politik, hukum dan sebagainya, sehingga bisa mendapatkan sebuah solusi tepat yang tidak bertentangan dengan asas demokrasi.
Sesuai dengan misi pendidikan gerakan mahasiswa sebagai refleksi dari keberadaan kaum muda secara universal maka mahasiswa (kaum muda) perlu melakukan berbagai penyadaran masyarakat akan hak dan kewajibannya. Karena pada dasarnya masyarakat tidak hanya cukup dengan di advokasi tetapi kaum muda juga harus melakukan pendampingan hingga masyarakat mempunyai kemandirian tersendiri, inilah sebuah gerakan atau peran yang disebut dengan gerakan kultural dan struktural. Kultural karena memang langsung bersentuhan dengan proses pembudayaan masyarakat ang tersadakan. Gerakan struktural karena bertujuan untuk mencapai masyarakat yang berkesadara, demokratis dan kemanusiaan (civil society)
IMM Dengan Politik Nilainya
Posisi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai salah satu Organisasi pergerakan kaum muda dengan asasnya sebagai gerakan politik nilai maka dalam gerakannya-pun berada pada poros tengah, tidak bercampur dengan kepentingan elite politik maupun parpol, sehingga dengan keberadaannnya dalam poros tengah dengan mengusung niali maka yang menjadi sasarannya adalah pembelaan rakyat, mengawal reformasi dan demokratisasi indonesia demi kemajuan bangsa.
Sebagai sebuah organisasi pergerakan kaum muda IMM selalu mengedepankan visi-misi dalam membentuk insan intrlrktual yang peduli terhadap problem masyarakat yang trurt serta dalam proses realisasi keadailan-kesejahteraan. Untuk sampai kepada visi-misi itu IMM sebagai gerakan kaum muda membaginya menjadi 3 hal yang digunakan sebagai landasan perjuangan dan kesemuanya berjalan secara simultan, yang tercermin dalam tri kompetensi dasar, meliupti intelektualitas, humanitas dan religiusitas
Inteletualitas sebagai cerminan dunia akademis tentunya sarat dengan berbagai kelebihan baik dari segi nalar kritis dan lain-lain yang kemudian menjadi modal dalam mengontrol kebijakan, tentunya ini membawa nilai lebih untuk membantu masyarakat atau pemerintah dalam melaksanakan proses pembangunan bangsa.
Humanitas, sebagai kaum muda tidak selamanya harus berada pada titik idealitas tetapi juga harus berada pada wilayah kesadaran bahwa kaum muda juga meruoakan bagian dari masyarakat ssosial yang demikian heterogen maka untuk membangun bangsa dalam beberapa hal. Pendidikan misalnya, tentunya harus mengetahui dulu kondisi sosial masyarakat yang ditempatinya. Dengan analisis secara riil sebagai bentuk interaksi dengan masyarakat secara langsung maka dengan sendirinya peran kaum muda akan nampak dengan adanya social movement
Religiusitas, setiap person memiliki sisi untuk bertuhan, taat dan mengabdi terhadap sang kholiq, terlepas itu keyakinan terhadap monoteisme atau politheisme. Oleh sebab itu dengan adanya sisi ketuhanan itu membawa manusia menuju kepada kebenaran, jika nilai ketuhanan dapat ter-implementasikan dalam kehidupan tentunya setiap pengambilan keputusan akan di atur oleh norma dan nilai keadilan secara universal bukan keadlia individu atau golongan
Purifikasi Pergerakan
Proses pemurnian kembali terhadap esensi pergerakan kaum muda dalam membangun bangsa merupakahal yang wajib dilakukan jika melihat kondisi masyarakat, kaum muda beserta arah pergerakan kaum muda yang tidak lagi konstituen terhadap apa yang dicita-citakan dari makna sebuah pergerakan, dimana pererakan saat ini hanya ber-orientasi pada wilayah politik dan kebijakan, padahal secara idealnya sebagaimana dijelaskan diatas bahwa pergerakan itu juga ahsrus memberikan solusi atas problematika kenegaraan atau ssosial tidak hanya berupa kritikan
Kaum muda saat ini mengalami bisa dikatan mengalami kemandekan karena memang beberapa organisasi pergerakan tidak mempunyai hal penting yang akan diperjuangkan dalam rangka mencapai target sebagai pejuang kaum tertindas, hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika paradigma yang telag kita bangun tentang pergerakan yang terjadi pada tahun 1998 saat penurunan rezim soeharto bukan sebagai kesuksesan terbesar kaum muda dalam pergerakan, tapi karena pikiran kaum muda saat ini telah terkonstruk dengan keberhasilan reformasi saat penggulingan soehato maka sebagai dampaknya secara tidak langsung kaum muda yang tergabung dalam organisasi pergerakan bingung saat menentukan arah pergerakan, karena mereka fikir bahwa tidak ada yang perlu diperjuangkan karena memang era penindasan telah berakhir
Apabila sedikit memakanai kembali asas pergerakan tentu tidak akan ada henti-hentinya dalam melakukan advokasi, controling dsb kepada masyarakat maupun pemerintah, karena memang pada dasarnya asas perjuangan tidak hanya terbatas pada ruang politik dan kebijakan semata tetapi pendampingan dan membantu pemerintah secara langsung lewat berbagai macam kegiatan yang menggugah nalar kritis dan bersifat keintelektualan sehingga bukan lagi kaum muda yang bergelar sebagai bagian dari masyarakat akademis tetapi akan tercipta masyarakat yang benar-benar akademis dan pemerintah yang bermoral karena ada controling dari masyarakat yang akademis. Dengan demikian peranan kaum muda dalam membangun bangsa bukan sekedar isapan jempol.

Kamis, 26 Februari 2009

sejarah IMM komisariat revivalis UIN Malang

UIN Malang sebagai kampus yang cukp mempunyai nama dibalik kemegahanya gedungnya ternyata telah melahirkan sebuah organisasi yang progresive yang membawa misi kemanusiaan dan kematangan ilmu bagi setiap kader-kadernya, sejarah panjang kelahiran organisasi ini ternyata dmulai dari sebuah perjuangan yang kontinue
secara kelembagaan UIN Malang dulu bernama IAIN tarbiyah yang merupakan cabang dari IAIN sunan Ampel surabaya yang kemudian, institue ini di pimpin oleh prof imam suprayugo sebagai rektornya sampai kemudian berubah nama menjadi STAIN, UIIS dan kemudian UIN Malang dan beberapa bulan lalu UIN Malang resmi menjadi UIN MMI (maulana malik ibrahim)
tidak bisa dipungkiri bahwa UIN malang merupakan perguruan tinggi yang heterogen baik dari sisi dosen ataupun mahasiswanya berasal dari berbagai Ras dan golongan. tentunya banyak pula kader-kader muhammadiyah yang melanjutkan pendidikan keuinversitas ini, keberadaan kader-kader muda muhammadiyah saat itu memang belum memiliki wadah sehingga mereka membuat sebuah perkumpulan yang disebut sebagai UMAM (Ukhuwah Mahasiswa Muhammadiyah) dari sinilah kajian-kajian mulai digiatkan, baik itu kajian yang bersifat ideologis atau kajia politik dan kntemporer
dengan bertambahnya kader-kader muhammadiyah yang melanjutkan pendidikan ke arah sana maka sudah sepantasnya ketika UMAM ini dilegalkan menjadi suatu organisasi resmi yang ada di UIN malang maka lahirlah IMM UIN Malang yang saat itu dipunggawai oleh immawan Arif lukman. seiring dengan perkembangan yang ada di UIn malang baik itu perkembangan infra struktur dan sebagainya maka dirasa perlu ada sebuah pengembangan organisasi yang bertujuan untuk memberdayakan kader-kader Muhammadiyah, maka pada saat work pengembngan organisasi dan musykom pada periodenya immawan taufiqurrahman,resmilah IMM UIN Malang berkembang menjadi 2 komisariat yakni komisariat Revivalis yang diketuai oleh imm habibi terdiri dari 3 fakultas (fakultas SAINTEK, Ekonomi da psikologi), komisariat pelopor yang dipimpin Oleh imm nurdiansyah (tarbiyah, syariah dan humbud)
pada saat perlaihan jabatan saat musykom resmilah tongkat estafet kepemimpinandi komisait revivalis dipegang oleh immawan mukhlis hidayat.

segitu dulu ya immawan dan immawati semua kapan-kapan kita lanjut lagi. untuk lebih jelsanya tentang sejarah IMM Revivalis silahkan bergabung bersama kami
"buatlah sejarahmu saat ini, niscaya kamu akan dikenang orang dikemudia hari"

IMM UIN Malang



IMM merupakan salah satu organisasi otonom yang bernaung dalam persyarikatan muhammadiyah, dimana keberadaan IMM saat ini menunjukkan kemunduran baik dalam segi nalar kritis maupun tri kompetensi dasar IMM yang meliputi "intelektualitas", "humanitas" dan "religiusitas". ketiga kompetensi ini seharusnya selalu berjalan ber-iringan, tidak hanya humanitas atau intelektualitas yang harus diunggulkan maupun sebaliknya
inteletualitas, kecerdasan dalam mengasah otak atau dalam memberikan solusi terhadap suatu masalah tentu membutuhkan paradigma yang luas dan tidak terlalu konservatif maka untuk mendapatkan ini kita dapat mengakses lewat beberapa perguruan atau sekolah sehingga intelektualitas itu akan semaikn terasah. dengan bertambahnya kemampuan kita dalam meng-analisis masalah maka kita akan menjadi semakin kritis
humanitas, IMM sebagai salah satu ortom muhammadiyah tentunya akan selalu membawa nila-nilai muhammadiyah sehingga terbentuknya masyarakat madani seperti harapan persyariktan bisa terpenuhi, tentu tidak semua tujuan muhammadiyah sebagai persyarikatan bisa dihadapi sendiri salah satunya dengan interaksi dengan masyarakat dan mengangkat atau memperjuangkan kaum lemah tidak akan setengah-setengah, maka dari situlah IMM hadir dengan membawa nilai humanitas sebagai landasan gerakan mengentaskan kaum lemah dari penindasan, baik penindasan kau-kaum feodal maupun penindasan atas nama agama
religiusitasaspek yang mendasar dalam sebuah agama sejauh mana tingkat ketaatan hamba terhadap tuhannya. muhammadiyah yang memposisikan diri sebagai organisasi masyarakat yang kemudian mempunyai ortom IMM tentunya berharap akan adapat membawa masyarakat madani maka dibutuhkan sebuah instrumen yang bergerak dalam bidang kemahasiswaan (akademisi) dalam meningkatkan nilai-nilai religiusitasnya.